Pidato ilmiah oleh Prof. Tri Joko Raharjo, S.Si., Ph.D. berjudul "Peptida Bioaktif sebagai Sumber Alternatif dalam Pengembangan Senyawa Obat Baru" membahas peptida bioaktif sebagai alternatif dalam pengembangan senyawa obat baru. Topik ini didasari penelitian di laboratorium kimia organik dan pusat studi bioteknologi UGM (Universitas Gadjah Mada).
Berdasarkan sebuah studi didukung oleh National Research Foundation of Korea yang dilakukan oleh Il Sup Kim, Woong-Suk Yang dan Cheorl-Ho Kim, Peptida Bioaktif memiliki beberapa manfaat untuk tubuh kita, diantaranya;
Peptida antimikrobia (AMP) melawan bakteri, jamur, dan virus dengan cara mengganggu membran mikroba atau menghambat enzim dalam sel.
Peptida dari kedelai menunjukkan aktivitas antimikroba dan antivirus, termasuk kemampuan untuk melawan berbagai mikroorganisme berbahaya dan menghambat infeksi virus seperti SARS-CoV-2.
Konsumsi senyawa bioaktif dalam kacang kedelai, seperti isoflavon dan lunasin, menunjukkan potensi signifikan dalam menekan pertumbuhan sel kanker melalui mekanisme penghambatan jalur pertumbuhan sel kanker dan peningkatan ekspresi regulator tumor.
Protein kedelai mengandung peptida bioaktif yang dapat menghambat enzim pengatur tekanan darah (ACE), sehingga membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
Peptida ini bekerja dengan mengurangi kekakuan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah dalam berbagai model penelitian, terutama setelah melalui proses fermentasi atau hidrolisis.
Peptida bioaktif dari kedelai dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga bermanfaat untuk pengelolaan diabetes tipe II.
Peptida bioaktif bekerja dengan menghambat enzim yang memengaruhi kadar gula darah serta meningkatkan penyerapan glukosa di otot dan hati.
Lebih banyak aktifitas peptida bioaktif yaitu perlindungan syaraf, anti-inflamasi, imunoregulasi, anti-aterosklerosis dan antioksidan.